Senin, 18 November 2019

Bukan penafsir(mu)

Oleh: Zakia Mubarak

Aku tak mampu memahami..
Terhadap rasa tak enak hati yang dapat disejajarkan dengan rasa kerdilkan sumur keringat, yang mana tiap hari airnya ditimba tanpa izin pada tuannya.
.
.
Aku tak dapat mengerti..
Dengan yang saling bertegur tawa dan sapa, namun saat saling sebut nama di balik punggung berbuncah-buncah api hasad iri dengki..
Ternyata sapa dan tawa bukan tonggak ukur ketulusan bahagia bersua.
.
.
Aku tak sanggup menerjemahkan..
Rentetan makna berjilid-jilid tafsir yang setiap hari bernadakan sandi, dibui dalam pikiran-pikiran yang tak pernah tau dimana letak kunci jerujinya atau kapan harus mengecap kebebasan.
.
.
Aku pun memang tak sudi tuk mengerti, paham ataupun mampu menerjemahkan itu semua..
Biar aku dengan hisab perbuatanku saja.
Moga-moga itupun usahlah kutiti jalani.
.
.
حسبنا اللّه و نعم الوكيل

- Kawal, 24 Agustus 2019 -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ya Rabb Aku rindui dekapan cinta dari-Mu Kala ibadah terasa syahdu Menyesapi ranumnya cinta yang tak terhingga batasnya Apa Engkau masih ada...