Wahai Masjidil Aqsha, namamu Al-Aqsha yang terkandung di dalamnya makna "paling jauh". Kau jauh, jauh dari posisiku kini berpijak.
Kau jauh sehingga aku pun samar melihatmu.
Al
Aqsha. Beribu salam dan cinta ku kirimkan sebagai bentuk kerinduanku
padamu. Kerinduan meniti sujud-sujud tanpa ada gangguan dari Zionis
Laknatullah.
Al-Aqsha. Aku pernah
berikrar janji di bawah langit salah satu lembaga pendidikan. Kala itu
semangatku membara seolah tak ada seorang pun yang mampu memadamkannya.
Berjanji setia membelamu sampai engkau kembali ke pelukan ummat Muslim.
Aku akui itu adalah hari terbahagia yang pernah ada karena aku bisa
menautkan jiwaku denganmu.
Al-
Aqsha. Dulu kau pernah menjadi kiblat shalat pertama ummat Muslim, dan
hari ini engkau menjadi kiblat jihad pertama ummat Muslim dikala ummat
ini sudah terlelap begitu lama.
Luar biasa.
Wahai Al-Aqsha aku mencintaimu dan menjadikanmu bagian dari aqidah ini.
Al-Aqsha.
Engkau harus tahu. Berkali-kali aku terjatuh dan terbangun untuk
membelamu, meski aku tak punya apa-apa untuk menaikkanmu. Tak punya
harta yang cukup. Tak punya jabatan yang berpengaruh. Tetapi Azzam ini
dan Allah lah yang menjadi saksinya.
Al-Aqsha.
Hati ini milik Allah, terkadang terombang ambing oleh gelombang
kehidupan berupa hawa nafsu, dengki dan penyakit hati lainnya yang
sering menjangkit hati manusia pada umumnya. Tetapi walau begitu,
kesucian niat awalku hanya untuk membebaskanmu yang senantiasa
mengembalikanku ke koridor yang shahih.
Al-Aqsha.
Pintu langit. Tempat yang disarankan Nabi saw. untuk mengunjunginya
setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Tidak ada
sejengkalpun tanah di kotamu yakni Baitul Maqdis (Yerusalem) yang tidak
dipijaki oleh para Nabiyullah dan para Rasulullah. Kotamu yang pernah
disinggahi oleh 18 dari 25 Nabi dan Rasul yang disebutkan di dalam
Al-Qur’an dan wajib diimani. Kota tempat Mansyar dan Mahsyar.
Luar biasa.
Bangsa-bangsa
besar saling sikut demi menguasai wilayah itu, untuk mendapatkan
kekuasaan dan kejayaan, karena mereka mengetahui kedudukan kota Baitul
Maqdis (Yerusalem).
Al-Aqsha. Aku
mencintaimu karena kecintaanku terhadap ummat ini. Aku takkan melewatkan
setiap do’a kecuali ku selipkan di sana do’aku untuk kembalinya engkau
kepangkuan ummat Muslim dan untuk kejayaan ummat ini.
Al-Aqsha.
Jika
tiba saatnya hari pembebasanmu. Dan umurku ataupun keterbatasanku tak
cukup untuk mempertemukan aku denganmu. Maka kutitipkan salamku untukmu.
Salam penuh cinta dan rindu. Dan aku akan titip bisikan pelan padamu dari lubuk hati yang terdalam
bahwa aku sangat mencintaimu.
Dari Mujahidahmu yang senantiasa merindu
Azka Aulia Shafar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar